Minggu, 25 Mei 2014

Psikologi Anak Luar Biasa (ALB)

Anak luar biasa masih merupakan istilah yang dipergunakan sampai saat ini, meskipun secara perundang-undangan dan wacana yang berkembang dewasa ini peristilahan tersebut nampaknya perlu ditinjau kembali. Anak luar biasa diartikan sebagai anak yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, sosial atau gabungan dari kelainan tersebut yang sifatnya sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan secara khusus.
Jenis anak luar biasa yang ada di Indonesia terdiri dari :
1. Anak Tuna Netra
  • Buta : Dikatakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya = 0).
  • Low Vision : Anak masih bisa menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 6/21, atau anak hanya mampu membaca headline pada surat kabar.
2. Anak Tuna Rungu
Kelainan-kelainan Tingkah Laku Anak Tuna Rungu  
  • Geraknya kasar, karena kurang memahami irama
  •   Tidak lekas berubah dalam situasi baru, terutama perubahan situasi komunikasi sosial
  •   Tertutup dirinya dari dunia luar
  •  Keras kemauannya
3. Anak Tuna Grahita
  • Tunagrahita Ringan (Debil)
  • Tunagrahita Sedang atau Imbesil
  • Tunagrahita Berat atau Idiot
4. Anak Tuna Daksa
kelainan yang meliputi cacat tubuh atau kerusakan tubuh
5. Anak Tuna Laras
Tuna laras merupakan gangguan, hambatan, atau kelainan tingkah laku sehingga pelaku kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
6. Anak Berbakat
Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul. Bakat” (aptitude) pada umumnya
diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
7. Anak Tuna Ganda
Sering kali kita mendengar istilah tuna ganda. tuna ganda sendiri berarti : Perpaduan dari beberapa ke-tunaan. Masing-masing ketunaan mempunyai sebab dan akibat bagi kemampuan anak untuk belajar dan hidup secara normal.
MACAM-MACAM TUNA GANDA
  • Tunanetra-tunawicara
  • Tunanetra-tunarungu
  • Tunanetra-tunadaksa
  • Tunanetra-tunagrahita
  • Tunanetra-tunalaras
  • Tunanetra-kesulitan belajar khusus
8. Anak Kelainan Autisme
Secara ringkasnya, Autisme dikategorikan sebagai satu gangguan dimana kanak-kanak mempunyai kesukaran dalam interaksi sosial dan komunikasi (lisan dan bukan lisan), tingkah laku berulang-ulang serta obsesi melampau terhadap sesuatu objek yang berputar, contohnya kipas

Perkembangan Psikologi Pada Masa Prasekolah , Sekolah dan Pubertas

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

A.    Perkembangan Psikologi Pada Masa Pra Sekolah
  1. Perkembangan
Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat
kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan ditunjukkan
dengan perubahan yang bersifat :
  1. Perubahan Bersifat Sistematis
Perubahan dalam perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Misalnya anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat ototototnya
telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf.
  1. Perubahan Bersifat Progresif
Perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Misalnya, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih kompleks.
  1. Perubahan Bersifat Berkesinambungan
Berkesinambungan ditunjukkan dengan adanya perubahan yang berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncat-loncat atau karena unsur kebetulan. Misalnya, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku
baru.
  1. Prinsip Perkembangan Anak
Dalam perkembangan anak dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
a.       Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek.
Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat cepat. Jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.
b.      Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seorang anak mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang keterampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.
c.       Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu.
Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
d.      Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.
e.       Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang dengan beberapa jari, dan akhirnya menggunakan ujung-ujung jarinya.
f.       Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.
g.      Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh factor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
h.      Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.
i.        Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya.

  1. Tugas Perkembangan Masa Anak-Anak
Pada beberapa bulan pertama dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting dari bayi adalah sekitar mulutnya. Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum, tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar. Bayi mendapatkan beberapa pengalaman dan rasa senang melalui sentuhansentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya dengan mata, telinga dan tangan yang berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar. Dengan berpusat pada mulut, dibantu dan dilengkapi dengan alat-alat indera dan anggota badan, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang dunia sekitar. Melalui interaksi dengan menggunakan alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami lingkungannya.
Pada tahun kedua, seorang bayi telah mulai belajar berdiri sendiri, di samping ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya. Bayi berusaha memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapinya. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadiannya. Pada tahun berikutnya anak mulai dapat mengontrol cara-cara buang air, dan ia juga mulai mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya. Pada tahun keempat dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya.
Gerakan-gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya.
Pada akhir masa kanak-kanak, anak bukan saja mencapai kesempurnaan dalam gerakan-gerak fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan kognitif, sosial bahkan moral.
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah:

a.       Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi.
b.      Belajar mengambil makanan. Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
c.       Belajar berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orangorang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan kognitifnya.
d.      Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indicator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun.
e.       Belajar mengetahui jenis kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
f.       Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya.
g.      Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana. Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang, manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain.
h.      Belajar hubungan sosial yang baik dengan orang tua, serta orang-orang dekat lainnya, karena akan selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun di lingkungannya, maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun.
i.        Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani. Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik. Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik.Diharapkan kebaikan-kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.Aktivitas yang sedang ditunjukkan anak dalam gambar di samping ini menunjukkan anak sedang berupaya mengembangkam seluruh aspek perkembangannya.

B.     Perkembangan Psikologi Pada Masa Sekolah
Masa usia sekolah dasar berkisar pada 6–12 tahun yaitu masa kematangan bersekolah , masa keserasian berekolah yang pada akhirnya mulai mudah dididik.
a.       Masa kelas rendah sekolah dasar , ciri-ciri :
§  Adanya korelasi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
§  Ada kecenderungan memuji diri sendiri
§  Suka membandingkan dengan anak lain
§  -Pada umur 6-8 th biasanya menginginkan nilai raport yang baik tanpa melihat kemampuannyan.

b.      Masa kelas tinggi sekolah dasar , ciri-ciri :
§  adanya minat thd kehidupan praktis sehari-hari yang konkret;cenderung membandingkan pekerjaan yang praktis
§  realistis, ingin tahu, inin belajar
§  minat pada mata pelajaran khusus
§  sampai kira-kira umur 11 th membutuhkan orang yang bisa membantu menyelesaikan tugasnya
§  -memandang nilai raport sebaai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
§  gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama


c.       Masa usia sekolah menengah (12-18 tahun )
1.      Masa remaja awal
ciri-ciri :
§  tidak tenang
§  kurang suka bekerja
§  kurang suka bergerak
§  lekas lemah
§  senang tidur

2.      Masa Remaja  
ciri-ciri
§  Proses terbentuknya pandangan hidup atau cita-cita.
§  Remaja merindukan sesuatu yang bisa dianggap bernilai dan pantas
      dipuja,yang kadang-kadang belum jelas.
§  Obyek pemujaan lebih jelas.
§  Mulai dapat menemukan nilai-nilai atau pendirian hidupnya.
3.      Masa Remaja Akhir
Cirinya :
§     Dapat menentukan pendirian hidupnya

C.    Perkembangan Psikologi Pada Masa Pubertas
Masa Perkembanganremaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-14 thn. masa puber atau masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyusuaikan diri dan berintraksi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14-16 thn. remaja akhir yang kira-kira berumur 18 thn -20 thn ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggung jawab,membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa.
Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun, yang akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
·         Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
·         Masa pubertas (14 - 16 tahun)
·         Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
·         Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.
·         Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
·         Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
·         Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
·         Remaja mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
·         Remaja memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
·         Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
·         Emosinya tidak stabil
·         Perkembangan Seksual sangat menonjol
·         Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
·         Terikat erat dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.
            Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1.      Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a.       Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
·         Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
·         Anak mulai bersikap kritis
b.      Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
·         Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
·         Memperhatikan penampilan
·         Sikapnya tidak menentu/plin-plan
·         Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c.       Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
·         Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
     psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
·         Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari
                       remaja pria
2.      Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
            Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
·         Perhatiannya Tertutup Pada Hal-Hal Realistis
·         Mulai menyadari akan realitas
·         Sikapnya mulai jelas tentang hidup
·         Mulai nampak bakat dan minatnya
           
            Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.
            Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.




DAFTAR PUSTAKA

Daeng, S, Dini P. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak, Bagian 2.  
                Jakarta : Depdikbud.

Havighurst, Robert J. (1978). Human Development and Education. New York  
                 Longmans Green and Co.

Helms, D. B & Turner, J.S. (1983) Exploring Child Behavior. New York :
                Holt Rinehartand Winston.

Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Child Development, Sixth Edition. New York :
                Mc. Graw Hill, Inc.

Kartono, Kartini. (1986). Psikologi Anak. Bandung : Alumni.

Santrock, J.W, & Yussen, S.R. (1992). Child Development, 5 th Ed.
               Dubuque, IA, Wm, C.Brown.

Solehuddin, M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung : FIP UPI

Syaodih, Ernawulan. (2004). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
                Dikti Depdiknas

Yusuf, L N, Syamsu. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

http://kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/

TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK

Menurut Erik Erikson (1963), ada 4 tahap perkembangan psikosial anak, antara lain:

1. TRUST vs MISTRUST (dari sejak lahir-1 tahun)
Sikap dasar psikososial yang dipelajari oleh bayi, bahwa mereka dapat mempercayai lingkungannya. Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya pengalaman yang terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada kesamaannya dengan ‘trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang tuanya. Apabila anak terpenuhi kebutuhan dasarnya dan apabila orang tuanya memberikan kasih sayang dengan tulus, anak ajan berpendapat bahwa dunianya (lingkungannya) dapat dipercaya atau diandalkan. Sebaliknya apabila pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif, anak akan cemas dan mencurigai lingkungannya


2. AUTONOMY vs SHAME and DOUBT (antara 2-3 tahun)
Segera setelah anak belajar ‘trust’ atau ‘mistrust’ terhadap orang tuanya, anak akan mencapai suatu derajat kemandirian tertentu. Apabila ‘toddler’ (1,6-3 tahun) mendapat kesempatan dan memperoleh dorongan untuk melakukan yang diinginkan anak dan sesuai dengan tempo dan caranya sendiri, tetapi dengan supervisi orang tua dan guru yang bijaksana, maka anak akan mengembangkan kesadaran autonomy. Tetapi apabila orang tua dan guru tidak sabar dan terlalu banyak melarang anak yang berusia 2-3 tahun, maka akan menimbulkan sikap ragu-ragu terhadap lingkungannya. Sebaiknya orang tua menghindari sikap membuat malu anak apabila anak melakukan tingkah laku yang tidak disetujui orang tua. Karena rasa malu biasanya akan menimbulkan perasaan ragu terhadap kemampuan diri sendiri


3. INISIATIVE vs GUILT (antara 4-5 tahun)
Kemampuan untuk melakukan partisipasi dala berbagai kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi tidak semua keinginan anak akan disetujui orang tua dan gurunya. Rasa percaya dan kebebasan yang baru saja diterimanya, tetapi kemudian timbul keinginan menarik rencananya/kemauannya, maka timbul perasaan bersalah.
Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.


4. INDUSTRY vs INFERIORITY (6-11 tahun)
Dimensi polaritasnya adalah: memperoleh perasaan gairah dan di pihak lain mengatasi perasaan rendah diri. Dalam hubungan sosial yang lebih luas, anak menyadari kebutuhan untuk mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus berjuang untuk mencapai hal tersebut. Bila dalam kenyataannya ia masih dianggap sebagai anak yang lebih kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan berkembang perasaan rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah diri, tidak akan pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual. Yang lebih parah, anak tidak akan percaya bahwa ia akan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.

Jumat, 09 Mei 2014

Psikologi Sekolah

Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi
Psikologi Sekolah adalah bidang yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi klinis dan psikologi pendidikan dengan diagnosa dan pengobatan anak-anak dan 'remaja perilaku dan masalah belajar. Pada dasarnya psikologi sekolah memiliki kedudukan yang penting karena psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah dapat melakukan penilaian psikologis dan memberikan bimbingan dan konseling baik untuk anak dan keluarga anak.

Apa Perbedaan Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah?

Psikologi pendidikan
 melakukan penelitian tentang dinamika kelas, gaya mengajar dan belajar variabel. Belajar dan memperbaiki bagaimana sub-kelompok penduduk belajar-seperti anak-anak berbakat dan mereka yang cacat pembangunan. Perhatikan bahwa Psikolog pendidikan tidak boleh disamakan dengan konselor sekolah atau psikolog sekolah, yang membantu siswa satu-satu. Psikolog pendidikan umumnya bekerja di sekolah-sekolah, universitas, bisnis, industri, pusat belajar dan pengaturan pembangunan manusia. Psikolog pendidikan membantu dengan mendiagnosis dan memberikan alat untuk mengobati, membantu atau berurusan dengan perilaku atau tantangan.

Psikologi sekolah adalah profesional terpercaya yang utama tujuannya adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah belajar dan perilaku untuk memperbaiki sekolah terkait masalah dan untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan anak-anak di sekolah-sekolah umum Untuk mencapai tujuan ini psikolog sekolah menyediakan jasa untuk anak-anak, guru, orang tua, masyarakat lembaga, dan sistem sekolah itu sendiri. berurusan dengan mengidentifikasi anak-anak dalam sistem sekolah yang berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi pendidikan untuk usia serta anak-anak yang menunjukkan pola perilaku tertentu seperti ADHD, disleksia atau hambatan pidato. Perhatian juga diberikan kepada anak-anak yang cacat mental atau fisik. Psikolog sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.

Fungsi Sekolah sebagai Agent Of Change
Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Di samping itu sekolah juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan agent of change atau lembaga pengubah. Sekolah mempunyai fungsi transformatif, setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu, kurikulum harus senantiasa mengalami pembaruan dan perubahan.
Perubahan dari negara agraria menjadi negara industri modern  memerlukan orientasi baru bagi sekolah kejuruan yang menyediakan tenaga kerja yang sesuai dan juga sekolah-sekolah lain.
Tiap perubahan dapat mempunyai efek negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sebagai polusi, kemiskinan, kejahatan, kemerosotan moral, konflik-konflik sosial, seks bebas, dan sebagainya.
Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah me-megang peranan penting sebagai agent of change untuk membawa perubahan-perubahan sosial, akan tetapi dalam norma-norma sosial, seperti keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Metode dalam Sistem Pengajaran di Sekolah
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

2. Metode diskusi (Discussion method)
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

3. Metode demontrasi (Demonstration method)
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah (2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, (2000).

4. Metode ceramah  plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu:

5. Metode resitasi (Recitation method)
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).

6. Metode percobaan (Experimental method)
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

8. Metode latihan keterampilan (Drill method)
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

9. Metode mengajar beregu (Team teaching method)
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama teman (Peer teaching method)
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah (Problem solving method)
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.

12. Metode perancangan (projeck method)
yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Metode Bagian (Teileren method)
yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method)
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
Permasalahan yang Terjadi Di Sekolah
1. Bullying
Sedikitnya ada 2 masalah utama dibalik terjadinya bullying di sekolah : Penampilan, danStatus sosial. Pelaku bullying (disebut “Bully”) selalu memilih target / korban dari kalangan teman yang menurut mereka tidak cocok untuk bergaul bersamanya; bisa karena penampilan, sifat (misalnya pemalu, pendiam), ras, agama, atau suku. Dan pilihan target akan jatuh pada individu yang menurut mereka inferior atau di bawah strata mereka. Bullying dapat terjadi secara fisik, psikologis, verbal, maupun seksual. Secara fisik contohnya dengan dipukul, dicubit, didorong, dijegal, dll. Secara psikologis misalnya dipermalukan di depan umum, dipanggil dengan nama cemoohan, dihasut, difitnah, barang-barangnya disembunyikan, dll. Secara verbal contohnya dicaci maki langsung, diteror (baik melalui telepon, sms, atau email). Secara seksual bisa terjadi dari yang paling ringan dicolek-colek, sampai yang paling parah diperkosa.

2. Tawuran Antar Pelajar
Tawuran merupakan perilaku anarki berkelompok antar kelompok remaja yang biasanya berawal dari masalah yang sepele. Pemicu tawuran seringnya karena rasa emosi remaja yang masih labil hingga sulit untuk dikontrol ketika dihadapkan pada tantangan. Selain itu, kesetiakawanan juga sering menjadi alasan mengapa pelajar melaukan tawuran.

Disekolah perselisihan bisa terjadi antara:
1. Siswa dengan siswa
2. Guru dengan guru
3. Orang tua dengan guru
4. Guru dengan pimpinan (kepala sekolah)

Berikut ini adalah cara penyelesaian masalah menurut subyek yang berselisih;
Siswa
·         bicara langsung ke orang yang mengganggu, minta bantuan teman jika diperlukan.
·         katakan kepada teman yang mengganggu “Stop! saya tidak suka kamu berbuat seperti itu!”
·         acuhkan (pergi dari orang yang mengganggu serta lakukan kegiatan untk menghindar)
·      cari bantuan dari orang yang mau mendengar dan membantu (guru kelas , guru BP atau orang tua)

Orang tua siswa
·    buatlah janji dengan pihak yang berkepentingan, tuliskan apa yang menjadi masalah, bicarakan masalah dengan guru serta harapan apa yang di inginkan.

Guru
·         identifikasikan masalah anda,
·         Bicarakan dengan rekan sekerja mengenai masalah anda
·         mintalah rekan kerja anda untuk bersikap obyektif
·      adakan pendekatan dengan orang yang mempunyai masalah dengan anda lalu gunakan pernyataan “saya” untuk menggambarkan bagaimana perasaan anda untuk kemudian memudahkan anda dan rekan kerja bekerja dengan penuh harmonis dan kerja sama di masa mendatang.

Apa Peranan/ Tugas dari Psikolog Pendidikan dan Psikolog Sekolah?
Peran Psikolog Pendidikan:
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut : 
·         Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas. Menilai belajar dan kebutuhan emosional dengan mengamati dan konsultasi dengan tim multi-lembaga untuk memberikan saran tentang pendekatan terbaik dan ketentuan untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan. 
·         Mengembangkan dan mendukung program pengelolaan terapi dan perilaku.
·         Merancang dan mengembangkan kursus untuk orang tua, guru dan lain-lain yang terlibat dengan pendidikan anak-anak dan remaja pada topik-topik seperti bullying.
·         Merancang dan mengembangkan proyek-proyek yang melibatkan anak-anak dan kaum muda.
·         Menulis laporan untuk membuat rekomendasi formal tentang tindakan yang akan diambil, termasuk pernyataan formal.
·         Menasihati, negosiasi, membujuk dan mendukung guru, orang tua dan profesional pendidikan lainnya.
·         Menghadiri konferensi kasus yang melibatkan tim multidisipliner tentang cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan sosial, emosional, perilaku dan pembelajaran anak-anak dan kaum muda dalam perawatan mereka.
·         Mengutamakan efektivitas: konteks dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak dipandang sebagai semakin penting.
·         Penghubung dengan profesional lain dan memfasilitasi pertemuan, diskusi dan kursus;
·         Mengembangkan dan meninjau kebijakan-kebijakan.
·         Melakukan penelitian aktif.
·         Merumuskan intervensi yang berfokus pada penerapan pengetahuan, keterampilan dan keahlian untuk mendukung inisiatif lokal dan nasional.
·         Mengembangkan dan menerapkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan kesejahteraan psikologis, sosial, perkembangan emosi dan perilaku dan untuk meningkatkan standar pendidikan.
·         Mengembangkan tes pendidikan
·         Evaluasi program pendidikan. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
·         Konsultasikan sekolah untuk melaksanakan pengajaran dan pengujian perubahan
·         Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
·         Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
·         Penyelenggaraan pendidikan keguruan
·         Mengumpulkan data, merevisi tes dan kegiatan belajar kelas dalam upaya untuk meningkatkan belajar dan mengajar gaya antara mahasiswa, staf pengajar dan individu lainnya. Psikolog Pendidikan harus statistik menyeluruh dan memiliki kemampuan tajam berpikir kritis

 Peran Psikolog Sekolah: 
1.      Mengkomunikasikan hasil evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa. 
2.      Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental. 
3.      Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan.  
4.      Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan.Terlibat dalam pencegahan krisis dan layanan intervensi.
5.       Dapat melayani satu atau beberapa sekolah di daerah sekolah atau bekerja untuk sebuah pusat kesehatan mental masyarakat dan/atau dalam lingkungan universitas.

Peran psikolog sekolah dengan siswa untuk: 
·         Memberikan konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah sosial, emosi, dan perilaku 
·         Meningkatkan prestasi dengan menilai hambatan belajar dan menentukan strategi instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran
·         Mempromosikan kesehatan dan ketahanan dengan memperkuat komunikasi dan keterampilan sosial, pemecahan masalah, manajemen kemarahan, self-regulasi, penentuan nasib sendiri, dan optimisme
·         Meningkatkan pemahaman dan penerimaan beragam budaya dan latar belakang

Peran psikolog sekolah dengan siswa dan keluarganya untuk: 
·         Konsultasi dengan orang tua untuk membantu dalam memahami pembelajaran dan penyesuaian proses anak-anak. 
·         Mengajarkan keterampilan orangtua, strategi pemecahan masalah, penyalahgunaan zat, dan topik lainnya yang berkaitan dengan sekolah sehat.
·         Mengidentifikasi dan alamat belajar dan masalah perilaku yang mengganggu dengan keberhasilan sekolah
·         Evaluasi kelayakan untuk layanan pendidikan khusus (dalam sebuah tim multidisiplin)
·         Dukungan siswa sosial, emosional, dan perilaku kesehatan
·         Mengasuh, Mengajar,dan meningkatkan kolaborasi rumah-sekolah
·         Membuat arahan dan membantu mengkoordinasikan dukungan layanan komunitas

Peran psikolog sekolah dengan guru untuk:  
·         Konsultasi dengan guru di pembangunan dan implementasi kelas metode dan prosedur dirancang untuk memfasilitasi murid belajar dan untuk mengatasi belajar dan gangguan perilaku.
·         Membantu pendidik dalam melaksanakan suasana yang aman, kelas sehat dan lingkungan sekolah.
·         Mengidentifikasi dan menyelesaikan hambatan akademis untuk belajar
·         Merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring kemajuan siswa
·         Desain dan intervensi akademis dan perilaku melaksanakan
·         Mendukung instruksi individual efektif
·         Memotivasi semua siswa untuk terlibat dalam pembelajaran

Peran psikolog sekolah dengan administrators untuk: 
·         Konsultasi dengan sekolah administrator tentang sesuai tujuan belajar untuk anak-anak, perencanaan pembangunan dan perbaikan program untuk murid di reguler dan program-program sekolah khusus, dan pengembangan pendidikan eksperimentasi dan evaluasi. 
·         Mengumpulkan dan menganalisa data yang berhubungan dengan perbaikan sekolah, hasil siswa, dan persyaratan akuntabilitas
·         Melaksanakan program-program pencegahan sekolah-lebar yang membantu mempertahankan sekolah positif iklim kondusif untuk belajar
·         Mempromosikan sekolah kebijakan dan praktek yang menjamin keselamatan semua siswa dengan mengurangi kekerasan di sekolah, bullying, dan pelecehan
·         Menanggapi krisis dengan menyediakan kepemimpinan, pelayanan langsung, dan koordinasi dengan pelayanan masyarakat yang dibutuhkan
·         Merancang, melaksanakan, dan mengumpulkan dukungan untuk program sekolah kesehatan jiwa yang menyeluruh

Peran psikolog sekolah dengan masyarakat untuk:  
·         Konsultasi dengan masyarakat lembaga, seperti masa percobaan departemen, kesehatan mental klinik, dan departemen kesejahteraan, tentang murid yang sedang dilayani oleh masyarakat seperti lembaga.
·         Membantu siswa transisi ke dan dari lingkungan sekolah dan komunitas pembelajaran, seperti perawatan perumahan atau program peradilan anak.
Hal-hal yang Berkaitan dalam Kaitannya dalam Layanan Psikolog sekolah
PROGRAM INTEGRATIF
Program ini ditujukan untuk sekolah berupa paket lengkap Layanan Konsultansi Psikolog Sekolah berupa program asesmen, konseling, seminar dan pelatihan lengkap untuk siswa, guru dan orangtua selama 2 tahun berturut-turut. Program ini  dapat disesuaikan dengan jenjang sekolah (TK-SD-SMP-SMA) dan jumlah siswa yang ada di tiap sekolah. Pembayaran untuk program ini dapat dilakukan dalam dua termin (setahun sekali). Program Integratif ini terdiri dari Tiga Paket.

[Paket Jenius]
    Terdiri atas layanan:                                                   
·         Psikotes siswa Semi Individual/ Klasikal (2x/2thn)
·         Psikotes siswa Individual (2x/2thn), 
·         Konseling Siswa (8/2thn),
·         Pelatihan Guru (2x/2thn),
·         Konseling Guru (4x/2thn),
·         Seminar Parenting Skills Untuk orangtua (2x/2thn)
·         Pengarsipan Psychological Record siswa dan Guru (1 berkas/org)

 [Paket Superior]
·         Psikotes Semi Individual  (2x/2thn)
·         Psikotes Individual Pemetaan (2x/2thn)
·         Konseling siswa (8x/2thn)
·         Outbound Training untuk siswa (2x/2thn)
·         Psikotes Klasikal Guru (1x/2thn)
·         Konseling Guru (4x/2thn)
·         Team Building dan Pelatihan Guru (1x/2thn)
·         Parenting Skills Untuk orangtua (2x/2thn)
·         Pengarsipan Psychological Record siswa dan Guru (1 berkas/org)

[Paket Gifted]
Paket Bebas Pilih layanan Psikologi selama dua tahun dengan minimal 3 program layanan/ 2 tahun, dengan harga paket yang lebih menguntungkan.

Perbedaan Antara Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan, dan Guru BK
Psikolog (termasuk psikolog pendidikan) adalah seorang sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi dan berhak membuka praktek, termasuk praktek konseling, namun tidak berkompeten mengeluarkan resep obat. Psikologi mempelajari perilaku manusia secara umum dan terbagi atas enam bidang, yaitu Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Psikologi Klinis dan Psikologi Eksperimen. Sedangkan, Konselor (guru BK) adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu.

Sementara, Psikolog sekolah ada psikolog yang mengkhususkan diri pada dunia sekolah. Biasanya psikolog sekolah berperan dalam pengaturan kelas yang berhubungan dengan psikologis siswa juga guru. Psikolog sekolah juga bisa memberikan penilaian intelegensia guru, inovasi guru, dalam mengajar, dan lain sebagainya.

Seorang psikolog sekolah harus bisa dekat dengan siswaataupun guru yang secara tidak langsung juga berhubungan dengan orang tua siswa. Karena peran psikolog sekolah juga memantau bagaimana prestasi siswa, kelakuan, dan motivasi siswanya. Tetapi yang perlu diingat psikolog sekolah berbeda dengan guru BK. Guru BK biasanya bertugas pada siswanya saja dan dilindungi oleh undang-undang karena memiliki label guru, sedangkan psikolog sekolah lebih sedikit luas cakupannya dan juga psikolog adalah sebuah profesi yang di wajibkan memiliki profesionalisme lebih baik. Jadi sudah jelas lah psikolog pendidikan dan psikolog sekolah memiliki peran yang berbeda namun mungkin memiliki tujuan yang sama yaitu agar dunia pendidikan semakin baik. 

Sumber: