Minggu, 25 Mei 2014

Perkembangan Psikologi Pada Masa Prasekolah , Sekolah dan Pubertas

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

A.    Perkembangan Psikologi Pada Masa Pra Sekolah
  1. Perkembangan
Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat
kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan ditunjukkan
dengan perubahan yang bersifat :
  1. Perubahan Bersifat Sistematis
Perubahan dalam perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Misalnya anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat ototototnya
telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf.
  1. Perubahan Bersifat Progresif
Perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Misalnya, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih kompleks.
  1. Perubahan Bersifat Berkesinambungan
Berkesinambungan ditunjukkan dengan adanya perubahan yang berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncat-loncat atau karena unsur kebetulan. Misalnya, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku
baru.
  1. Prinsip Perkembangan Anak
Dalam perkembangan anak dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
a.       Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek.
Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat cepat. Jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.
b.      Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seorang anak mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang keterampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.
c.       Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu.
Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
d.      Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.
e.       Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang dengan beberapa jari, dan akhirnya menggunakan ujung-ujung jarinya.
f.       Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.
g.      Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh factor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
h.      Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.
i.        Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya.

  1. Tugas Perkembangan Masa Anak-Anak
Pada beberapa bulan pertama dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting dari bayi adalah sekitar mulutnya. Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum, tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar. Bayi mendapatkan beberapa pengalaman dan rasa senang melalui sentuhansentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya dengan mata, telinga dan tangan yang berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar. Dengan berpusat pada mulut, dibantu dan dilengkapi dengan alat-alat indera dan anggota badan, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang dunia sekitar. Melalui interaksi dengan menggunakan alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami lingkungannya.
Pada tahun kedua, seorang bayi telah mulai belajar berdiri sendiri, di samping ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya. Bayi berusaha memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapinya. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadiannya. Pada tahun berikutnya anak mulai dapat mengontrol cara-cara buang air, dan ia juga mulai mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya. Pada tahun keempat dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya.
Gerakan-gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya.
Pada akhir masa kanak-kanak, anak bukan saja mencapai kesempurnaan dalam gerakan-gerak fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan kognitif, sosial bahkan moral.
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah:

a.       Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi.
b.      Belajar mengambil makanan. Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
c.       Belajar berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orangorang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan kognitifnya.
d.      Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indicator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun.
e.       Belajar mengetahui jenis kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
f.       Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya.
g.      Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana. Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang, manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain.
h.      Belajar hubungan sosial yang baik dengan orang tua, serta orang-orang dekat lainnya, karena akan selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun di lingkungannya, maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun.
i.        Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani. Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik. Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik.Diharapkan kebaikan-kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.Aktivitas yang sedang ditunjukkan anak dalam gambar di samping ini menunjukkan anak sedang berupaya mengembangkam seluruh aspek perkembangannya.

B.     Perkembangan Psikologi Pada Masa Sekolah
Masa usia sekolah dasar berkisar pada 6–12 tahun yaitu masa kematangan bersekolah , masa keserasian berekolah yang pada akhirnya mulai mudah dididik.
a.       Masa kelas rendah sekolah dasar , ciri-ciri :
§  Adanya korelasi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
§  Ada kecenderungan memuji diri sendiri
§  Suka membandingkan dengan anak lain
§  -Pada umur 6-8 th biasanya menginginkan nilai raport yang baik tanpa melihat kemampuannyan.

b.      Masa kelas tinggi sekolah dasar , ciri-ciri :
§  adanya minat thd kehidupan praktis sehari-hari yang konkret;cenderung membandingkan pekerjaan yang praktis
§  realistis, ingin tahu, inin belajar
§  minat pada mata pelajaran khusus
§  sampai kira-kira umur 11 th membutuhkan orang yang bisa membantu menyelesaikan tugasnya
§  -memandang nilai raport sebaai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
§  gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama


c.       Masa usia sekolah menengah (12-18 tahun )
1.      Masa remaja awal
ciri-ciri :
§  tidak tenang
§  kurang suka bekerja
§  kurang suka bergerak
§  lekas lemah
§  senang tidur

2.      Masa Remaja  
ciri-ciri
§  Proses terbentuknya pandangan hidup atau cita-cita.
§  Remaja merindukan sesuatu yang bisa dianggap bernilai dan pantas
      dipuja,yang kadang-kadang belum jelas.
§  Obyek pemujaan lebih jelas.
§  Mulai dapat menemukan nilai-nilai atau pendirian hidupnya.
3.      Masa Remaja Akhir
Cirinya :
§     Dapat menentukan pendirian hidupnya

C.    Perkembangan Psikologi Pada Masa Pubertas
Masa Perkembanganremaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-14 thn. masa puber atau masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyusuaikan diri dan berintraksi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14-16 thn. remaja akhir yang kira-kira berumur 18 thn -20 thn ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggung jawab,membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa.
Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun, yang akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
·         Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
·         Masa pubertas (14 - 16 tahun)
·         Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
·         Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.
·         Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
·         Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
·         Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
·         Remaja mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
·         Remaja memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
·         Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
·         Emosinya tidak stabil
·         Perkembangan Seksual sangat menonjol
·         Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
·         Terikat erat dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.
            Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1.      Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a.       Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
·         Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
·         Anak mulai bersikap kritis
b.      Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
·         Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
·         Memperhatikan penampilan
·         Sikapnya tidak menentu/plin-plan
·         Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c.       Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
·         Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
     psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
·         Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari
                       remaja pria
2.      Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
            Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
·         Perhatiannya Tertutup Pada Hal-Hal Realistis
·         Mulai menyadari akan realitas
·         Sikapnya mulai jelas tentang hidup
·         Mulai nampak bakat dan minatnya
           
            Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.
            Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.




DAFTAR PUSTAKA

Daeng, S, Dini P. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak, Bagian 2.  
                Jakarta : Depdikbud.

Havighurst, Robert J. (1978). Human Development and Education. New York  
                 Longmans Green and Co.

Helms, D. B & Turner, J.S. (1983) Exploring Child Behavior. New York :
                Holt Rinehartand Winston.

Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Child Development, Sixth Edition. New York :
                Mc. Graw Hill, Inc.

Kartono, Kartini. (1986). Psikologi Anak. Bandung : Alumni.

Santrock, J.W, & Yussen, S.R. (1992). Child Development, 5 th Ed.
               Dubuque, IA, Wm, C.Brown.

Solehuddin, M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung : FIP UPI

Syaodih, Ernawulan. (2004). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
                Dikti Depdiknas

Yusuf, L N, Syamsu. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

http://kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar