semoga bermanfaat. ^_^
Aplikasi
Classical Conditioning Secara Real
Contoh Classical Conditioning ini terjadi kepada keponakan
saya, namanya Nurul syifa dan umurnya sekarang 3 tahun. Ponakan saya ini
sangat takut sama hewan yang namanya
kucing. Kenapa dia bisa takut?Ketika dia berumur kira-kira 1 tahun, pernah
sekali ada 2 ekor kucing yang lagi berkelahi dan saling menyerang satu sama
lain. Seperti yang kita ketahui ketika kucing marah, kucing akan mengeluarakan
suara - suara yang menakutkan dan bulu –
bulu tubuhnya akan mengembang dan akan terlihat sangat sangar. Nah inilah yang
menyebabkan dia takut sama kucing. Jadi setiap dia melihat kucing dia akan
takut.
Nurul syifa sangat suka main boneka, masak-masakaan,
dokter – dokteran, sekolah- sekolahan sama seperti anak – anak pada umumnya.
Dia sangat aktif dan sangat senang bermain, saat bermain, semua maiannya akan
berantakan dan berserakan kemana – mana. Mulai dari kamar, ruang santai, ruang
tamu sampai ke teras rumah. Ini membuat orang tuannya kelelahan setiap kali ini
selesai bermain karena dia selalu membiarkan maianannya berserakan dan
meninggalkannya begitu saja. Nah untuk mengubah perilakunya agar mau
membereskan mainan ibunya atau kakak saya
menakut – nakuti dia dengan menirukan suara kucing (mengeong) sambil mengatakan bahwa si kucing mau
mengambil mainannya dan di ikuti dengan
menghadirkan seekor kucing setelah kakak
saya mengeong. Nah saat kakak saya menirukan suara kucing dan beberapa saat
kemudian kucing lewat, ponakan saya akan
takut dia mengira kucing tersebut akan mengambil mainannya dan dia segera
membereskan maiannya. Hal ini terus – menerus dilakukan ibunya hingga beberapa
kali.
Hingga pada suatu hari, ketika dia membiarkan maiannya
berantakan, ibunya menirukan suara kucing dan dia langsung takut dan segera
membereskan maiannya. Padahal saat itu kucing tidak ada. Saya juga pernah
mencobanya, saat dia tidak mau membereskan maiananya, saya menirukan suara
kucing dan dia langsung takut dan bergegas sambil menarik tangan saya untuk
membantu membereskan maiananya.
Tapi
lama – kelamaan menyadari bahwa itu hanya suara ibunya, dan sadar bahwa kucing
tidak ada di sekitarnya dia tetap membiarkan maiananya berantakan dan sibuk
dengan hal yang lebih menarik perhatiannya. Sama seperti saya menirukan suara
kucing dan dia tahu itu suara saya dia malah tertawa melihat saya, sambil
berkata “ ngak adanya kucingnya disini, suara eteknya itu”, sambil membiarkan
mainannya dan kembali menonton TV.
Siklus
Classical Conditioning
- Unconditioned
Stimulus (UCS).
rangsangan / stimulus alami.
- Unconditioned Response (UCR).
respon alami dari stimulus alami.
- Conditioned Stimulus (CS).
stimulus yang di kondisikan
- Conditioned Response (CR).
respon yang di kondisikan
Berikut adalah proses hingga dihasilkannya CR :
1. UCS menghasilkan UCR.
2. CS dipasangkan dengan UCS lalu menghasilkan CR dimana biasanya CS yang duluan hadir baru kemudian hadir pula CS.
3. Setelah dikondisikan, akhirnya tanpa adnya UCS, CS dapat menghasilkan CR.
Sekarang kita masuk ke dalam pembahasan masalah saya tadi.
Berdasarkan masalah keponakan saya :
- Yang menjadi UCS kucing.
- UCR adalah rasa takut yang dialami keponakan saya.
- CS adalah suara kucing yang ditirukan oleh ibu keponakan saya
- CR adalah kondisi dimana pada akhirnya hanya dengan menirukan suara kucing saja ponakan saya langsung takut dan mau membereskan maiannya.
Jadi, begini proses terbentuknya CR :
1. Pada awalnya seekor kucing (UCS) menghasilkan respon pada keponakan saya berupa rasa takut (UCR).
2. Ibunya menirukan suara kucing (CS) dimana tak lama dari munculnya suara itu biasanya kucing juga muncul (UCS) dan keponakan saya takut dan mau membereskan mainannya (CR).
3. Setelah beberapa dilakukan, akhirnya keponakan saya benar-benar terbiasa dengan suara kucing yang ditirukan kakak saya(CS), sehingga hanya dengan mendengar suaranya saja (CS) keponakan saya sudah langsung takut dan mau membereskan mainannya (CR).
Begitulah proses terbentuknya CR. Dan kondisi akhir itulah yang disebut dengan Conditioned Response (CR).
rangsangan / stimulus alami.
- Unconditioned Response (UCR).
respon alami dari stimulus alami.
- Conditioned Stimulus (CS).
stimulus yang di kondisikan
- Conditioned Response (CR).
respon yang di kondisikan
Berikut adalah proses hingga dihasilkannya CR :
1. UCS menghasilkan UCR.
2. CS dipasangkan dengan UCS lalu menghasilkan CR dimana biasanya CS yang duluan hadir baru kemudian hadir pula CS.
3. Setelah dikondisikan, akhirnya tanpa adnya UCS, CS dapat menghasilkan CR.
Sekarang kita masuk ke dalam pembahasan masalah saya tadi.
Berdasarkan masalah keponakan saya :
- Yang menjadi UCS kucing.
- UCR adalah rasa takut yang dialami keponakan saya.
- CS adalah suara kucing yang ditirukan oleh ibu keponakan saya
- CR adalah kondisi dimana pada akhirnya hanya dengan menirukan suara kucing saja ponakan saya langsung takut dan mau membereskan maiannya.
Jadi, begini proses terbentuknya CR :
1. Pada awalnya seekor kucing (UCS) menghasilkan respon pada keponakan saya berupa rasa takut (UCR).
2. Ibunya menirukan suara kucing (CS) dimana tak lama dari munculnya suara itu biasanya kucing juga muncul (UCS) dan keponakan saya takut dan mau membereskan mainannya (CR).
3. Setelah beberapa dilakukan, akhirnya keponakan saya benar-benar terbiasa dengan suara kucing yang ditirukan kakak saya(CS), sehingga hanya dengan mendengar suaranya saja (CS) keponakan saya sudah langsung takut dan mau membereskan mainannya (CR).
Begitulah proses terbentuknya CR. Dan kondisi akhir itulah yang disebut dengan Conditioned Response (CR).
Generalisasi: Saat saya
menirukan suara kucing dan keponakan saya mengangap suara yang dia dengar sama
dengan suara yang kakak saya tirukan.
Diskriminasi: Saat
keponakan saya dapat membedakan perbedaan suara kucing yang saya tirukan dengan
suara yang ditirukan kakak saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar